Rabu, 08 Februari 2012

Sempu ke indahan tersembunyi

Jejak langkah Pulau Sempu

Tgl 21 januari akhirnya tiba, waktu dimana kami merencanakan Trip ke sempu, awalnya aq pesimis bisa ikut, karena kerjaan ga bisa di tinggal. ternyata dewi fortuna sedang berpihak ke saya, dengan persiapan matang berangkat lah saya ke sempu, terlebih dahulu transit di Surabaya. Berangkat dari Cepu jumat tgl 20 januari sore, bermalam di surabaya numpang nginep di rumah teman (Thanks ya roby atas tumpangannya). Sabtu jam 4 kami ber empat berang kat ke Malang untuk ketemu rombongan dr jakarta dan pekalongan.



Sabtu 21 januari  kami ber4 tiba di malang, dua teman dari pekalongan sudah tiba, kami berempat segera cari angkot menuju stasiun, dimana teman-teman dari jakarta menunggu di stasiun, ternyata angkot di malsng lama banget ngetemnya, padahal waktu sudah semakin siang, akhirnya salah satu dari kami berinisiatif  carter angkot dr terminal, setelah nego dengan sopir angkot akhirnya kami sepakati harga untuk carter dari malang ke sendang biru , jam 9 pagi kami rombongan berangkat ke sendang biru, dimana kami akan melanjutkan perjalanan ke Pulau Sempu dengan menggunakan Perahu.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 4 jam perjalanan, dengan jalan yg berliki-liku akhirnya tiba lah kami di sendang biru. setelah perijinan, sewa sepatu ( wajib  lho sewa sepatu khusus karena medan yg berlumpur , klo menggunakan sepatu gunung sekalipun akan rusak), persiapan perbekalan sudah beres, saatnya kami siap mengarungi selat sendang biri menuju pulau Sempu, saat menuju kapal hujan mengiringi perjalanan kami, 15menit kami mengarungi selat sendang biru, tiba lah kami di mana kami akan memulai traking yang berlumpur, dengan semangat membara kami mulai perjalanan berlumpur (Tidak lupa berdoa dulu), di depan kami ada rombongan yg akan menuju segara anakan juga, kami pun mengikuti mereka, setelah perjalanan hampir 1 jam ternyata kami salah jalan, dengan kesepakatan bersama kami berbalik arah melanjutkan perjalanan dan menyempatkan diri narsis ria (Foto-foto dulu). setelah kami menemukan jalan yang benar ternyata jalannya semakin berlumpur, wow....... mulai persiapkan tenaga ektra. Dengan masih semangat membara kami trus lalui lumpur-lumpur itu, hari semakin senja,  gelap pun kian merambat, kami trus melanjutkan perjalanan, dengan mencari-cari jalan yang benar kami trus berjalan. Malam pun semakin merambat, kami sudah siap senter, (ternyata ga semua bawa senter), kami pun berbagi, yang bawa senter nerangin yang ga bawa, dengan jalan berhati-hati kami trus melanjutkan perjalnan, penat semakin kami rasakan, tapi kami terus berjalan, hingga tiba lah kami di tebing, penuh ke hati-hatian kami trus berjalan, dan sekali-kali berhenti.
Jam 8 malam akhirnya kami ber6 tiba di segara anakan, 4 org dari kami sudah duluan tiba dan mendirikan tenda. Setelah meletakan tas kami langsung berendam di pantai segara anakan.... kepenatan yang kami rasakan berangsur-angsur hilang. Bersih-bersih dari lumpur sudah, saatnya siap-siap buat makan malan, menu makan malam mi goreng dan nasi, karena kebersamaan nikamat juga meski menu sederhana. Rasa kantuk kian tak tertahan akhirnya kami memutuskan untuk tidu awal, dari rencana awal mau main monopoli.
Sayup-sayup terdengar obrolan orang-orang, dengan masih agak ngantuk dan sedikit lelah kami keluar tenda, dan keindahan mulai nampak di depan kami, sambil menanti munculnya sang surya kami duduk-duduk sambil menikmati pantai segara anakan, sedikit demi sedikit ,mulai terlihat keindahan segara anakan, sungguh keindahan tak mampu kami lukiskan, lelah, penat yang kami rasakan saat perjalanan musnah tergantikan dengan keindahan yang kami lihat.
Setelah puas menimati keindahan segara anakan dan berenang di pantai segara anakan yang tenang (Meskipun saya tidak bisa berenang) kami masak untuk makan pagi kami, setelah sarapan kami kembali menikmati keindahan segara anakan sambil hunting-hunting foto, dan berfoto-foto ria, rasanya enggan kami untuk beranjak dari segara anakan ini.
Tak terasa waktu semakin siang, rencana awal kita akan melakukan traking menjelajah sempu kami urungkan, mengingat teman-teman dari jakarta harus ngejar jadwal kereta, akhirnya kami putuskan untuk kembali ke sendang biru, dan ngecam di tempat kapal menjemput
Jam 15.00 kami siap menuju kapal dimana akan menjemput kami, jalan pulang ternyata lebih berat, lumpur semakin lengket di sepatu kami (mkin karena banyak orang yang melewati), diperjalana akhirnya kami memutuskan untuk langsung kembali ke sendang biru, 4 teman kami jalan lebih dulu karena harus menghubungi penyewa kapal untuk menjemput kami malam. Kami ber enam terus melanjutkan perjalanan pelan-pelan karena lelah sangat mendera. Jam 19.00 tiba lah kami berenam di mana perahu telah menanti, kami istirahan sebentar dan melanjutkan naik perahu yang akan membawa kami ke sendang biru. Saat hampir tiba di sendang biru hujan menguyur kami, sempat panik juga karena hujan diiringi angin. Alhamdulilah dengan perjuangan sang nahkoda akhirnya kami turun dari perahu.  Atas usul penyewa perahu kami bermalam di mushola (tentunya ijin dulu dengan penjaga).
Senin  pagi 23 Februari 2012 kami persiapan untuk kembali ke malang dan melanjutkan perjalanan ke daerah masing-masing. Jam 6.30 angkot yang jemput kami tiba, jam 7.00 kami keluar dari sendang biru menuju kota malang.
Sebuah kisah perjalanan yang sangat menguras tenaga, tapi semua itu ga ada artinya di banding keindahan pulau sempu, dan ketenangan pantai segara anakan yag biru saat dilihat dari jauh, dan jernih saat kita berenang. TUHAN Maha segalanya, menciptakan keindahan alam, yang tak mampu kita lukis kan dengan kata-kata. Segara anakan adalah salah satu harta alam yang masih tersembunyi.
Trima kasih buat teman-teman seperjalanan, 3hari kita bersama menyisakan kisah indah, yang akan salalu ku kenang sampai kapan pun.




1 komentar:

About

Jangan meninggalkan sesuatu kecuali jejak & jangan membawa sesuatu kecuali gambar

Adsence

Follow Me